Oleh : Adi nur rohkhim
3 Turnamen bulutangkis berlevel 1000 yang di selenggarakan di Thailand telah usah di selenggarakan. Indonesia hanya mampu membawa 1 gelar dari 15 gelar yang di sediakan Badan Bulutangkis Dunia. Turnamen yang diselenggarakan secara beruntun di Impact Arena, Bangkok, Thailand selama 3 minggu berturut turut sejak tanggal 12 Januari hingga 31 Januari 2021 bertajuk Yonex Thailand Open , Toyota Thailand Open dan HSBC World Tour Finals yang dihadiri oleh perwakilan 43 Negara di seluruh dunia.
Turnamen tersebut terkesan kurang bergensi karena tanpa hadirnya pemain pemain kelas dunia yang berasal dari Tiongkok dan Jepang. Seperti Kento Momota, Chen Yufei, Yuki Fukushima, Sayaka Hirota sampai pemain ganda campuran peringkat 1 dunia asal Tingkok Zheng Si Wei dan Huang Ya Qiong. Namun Turnamen yang di adakan di Impact Arena tersebu tetap berjalan superior dan dengan rasa antusiasme yang tinggi dari para atlit dan dari pecinta bulutangkis di seluruh muka bumi. Pasalnya sudah lebih dari 5 bulan tanpa adanya evend mulutangkis internasional semenjak pandemi melanda di seluruh penjuru bumi. Indonesia sendiri hanya berhasil memboyong 1 medali Emas di sektor ganda putri atas nama Greysia Polii dan Apriyani Rahayu dan 2 medali perak di sektor ganda campuran yaitu atas nama pasangan Praveen Jordan dan Melati Daeva Oktavianti , serta di sektor ganda putra atas nama Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan. Hasil ini merupakan hasil yang tidak sesuai dengan target yang di pasang PBSI.
Dari 5 sektor tetap yang menjadi rapot merah adalah sektor tunggal putri, dimana sektor ini paling lemah dari sektor lainnya karena tanpa adanya 1 pemain tunggal putri indonesia yang berasal dari Indonesia. sedangkan sektor Ganda putra dan ganda campuran mendapat rapot kuning. Awalnya indonesia mengirimkan 3 Pasang ganda putra yang berada di rangking 10 di harapkan mampu membawa minimal 1 gelar turnamen tersebut, ditambah Kevin yang tidak bisa hadir karena tertular Covid - 19 dan kurang ciamiknya pemain Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto mengakibatkan menurunya kekuatan team ganda putra indonesia. Sedangkan 2 wakil ganda campuran yang di kirim hanya mampu mendapatkan 1 medai perak, kurangnya persiapan dan mental bermain menjadi topik yang sering di ulas ketika melihat pertandingan ganda campuran indonesia. Untuk sektor ganda putri Indonesia cukup baik dari 2 pasang ganda putri kita, indonesia berhasil membawa 1 gelar super 1000 untuk pertama kali sepanjang turnamen karir super series ganda putri Indonesia. meskipun beberapa peluang seberanya pasangan Polii dan Rahayu bisa menambah gelar namun karena faktor kelelahan dan lain lain akhirnya team ganda putri kita. Dan sektor yang terkahir adalah tunggal putra indonesia mendapatkan rapot kuning. Sebenarnya Antony Ginting mempunyai peluang yang lebih besar dari pada peraih medali emas Asian games tunggal putra Jonatan cristie . Namun karena Ginting di fase fase akhir turnamen kurang bermain safe dan rapi ketika bertanding. Sehingga pupus sudah sektor ini dalam meraih gelar. Semoga di turnamen turnamen yang akan datang pemain indonesia semakin membaik dan membawa banyak gelar. Khusunya Sektor tunggal putri semoga ada generasi baru lahir setelah tenggelamnya mantan ratu bulutangkis dunia tunggal putri Susi Susanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar